Bantu Yatim Tetap Sekolah
MENGHARUKAN! Adam adi putra (19), di usia remaja ia sudah menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga bagi ketiga adiknya. Ayah Adam, meninggal di tahun 2021 akibat dari sakit komplikasi yang diderita. sejak saat itu Adam membantu perekonomian keluarga dengan menjadi pengumpul sampah di lingkungannya. Sedihnya, setahun kemudian ibunya meninggal dunia.
Di usia remaja yang seharusnya fokus dengan pendidikan dan cita-cita, Adam harus bergelut dengan kerasnya kehidupan untuk bisa menghidupi ketiga adiknya yang masih belia, Rahma (16), Fitri (13), dan Andra (10).
Setiap pagi Adam harus bersiap diri ke sekolah, sepulang sekolah Adam harus bersiap bekerja hingga larut malam, jam 11 malam. Adam rela harus kehilangan waktu belajar dan bermain, demi bisa terus sekolah dan membiayai ketiga adiknya.
Suka duka menjadi petugas sampah lingkungan telah ia lalui. Suka, karena saat mendapat gaji dia bisa pulang membawa rezeki. Duka, karena banyak yang mencaci.
Kesabaran Adam menapaki jalanan kebaikan, ia bertemu dengan orang baik dan diperbantukan di salah satu kantor pemerintahan agar bisa mendapat penghasilan yang cukup. Namun dengan gaji yang dimiliki, kadang membuat Adam harus memutar otak untuk bisa membagi antara kebutuhan sekolahnya, biaya kos dan kebutuhan ketiga adiknya.
Fitri (13) juga sering menahan lapar karena tak ada uang saku. Saat jam istirahat tiba, ia banyak menghabiskan waktu di dalam kelas, kadang ia juga melamun saja.
Ini adalah satu cerita dari jutaan anak Yatim di Indonesia. Keinginan mereka untuk terus bisa sekolah tak akan bisa terealisasi tanpa bantuan kita. Diluaran sana ada anak yang menunggu kebaikan kita, kecil bagi kita bisa jadi sangat bermanfaat bagi mereka. Semoga semakin banyak anak yang bisa kita bantu melalui program ini.
Sahabat, mari raih ridho Allah Taala dengan ikut serta berbagi bersama Yatim Dhuafa!